JAKARTA || Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi secara tahunan pada Januari 2025 menjadi yang paling rendah sejak 25 tahun lalu atau Januari tahun 2000. Pada Januari 2025, inflasi tahunan tercatat sebesar 0,76%.
“Inflasi tahunan year on year pada Januari 2025 ini adalah terendah sejak Januari tahun 2000,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/2/2025).
Inflasi tahunan utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan laju inflasi 3,69% dan memberikan andil 1,07%. Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok ini adalah minyak goreng dengan andil 0,14%, serta sigaret kretek mesin dengan andil 0,12%.
“Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah cabai rawit, kopi bubuk dan beras,” beber Amalia.
Di luar komoditas makanan, minuman dan tembakau, yang juga memberikan andil inflasi cukup besar adalah emas perhiasan dengan andil inflasi 0,36%. Sementara itu, untuk kelompok yang mengalami deflasi terdalam adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga dengan andil deflasi 1,39%.
Secara komponen, inflasi terjadi pada seluruh komponen kecuali harga diatur pemerintah yang mengalami deflasi tahunan sebesar 6,41%. Komponen ini memberikan andil deflasi sebesar 1,26% dengan komoditas yang menyumbang paling dominan adalah tarif listrik.
Berbeda dengan komponen inti yang mengalami inflasi tahunan sebesar 2,36%. Komponen ini memberikan andil inflasi terbesar yakni 1,51%, dengan komponen yang dominan memberikan andil adalah emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk dan nasi dengan lauk.
Kemudian komponen harga bergejolak mengalami inflasi tahunan 3,07% dengan andil inflasi sebesar 0,51%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah cabai rawit, beras, ikan segar, telur ayam ras dan daging ayam ras.***DTK