Gubsu Buka Raimuna Daerah Gerakan Pramuka Sumut VIII di Langkat

Sumut548 Dilihat

LANGKAT, informasiterpercaya.com || Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi membuka kegiatan Upacara Raimuna Daerah Gerakan Pramuka Sumut VIII di Lapangan Alun-alun Tengku Amir Hamzah, Stabat, Kabupaten Langkat, Selasa (4/7). Kegiatan tersebut diharapkan menjadi momentum memperkuat kesiapan komponen bela Negara anak bangsa.

Hadir di antaranya, Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sumut Nurdin Lubis bersama rombongan, Bupati Langkat Syah Afandin selaku Ketua Majelis Pembimbing Cabang Pramuka dan sejumlah Kepala Daerah, Sekdakab Langkat Indra Salahudin, serta sejumlah pimpinan OPD Provinsi dan unsur Forkopimda Langkat.

Pada acara tersebut, Gubernur Edy Rahmayadi selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Sumut menyampaikan pesan di hadapan sekitar 2.000 peserta Raimuna dari seluruh kabupaten/kota, bahwa Indonesia memang tidak memberlakukan wajib militer seperti di beberapa negara.

“Di Indonesia tidak dilakukan wajib militer, tetapi bela negara diwajibkan sebagai bentuk kesiapan komponen cadangan. Inilah Pramuka salah satunya,” ujar Gubernur.

Karena itu, lanjut Gubernur, dirinya berpesan kepada para generasi muda untuk berdiri tegak dengan sikap disiplin, serta berlatih mental dan fisik untuk memenuhi komponen bela negara tersebut. Sebab materi kepramukaan ada di dalamnya latihan smafor (mengirimkan berita melalui kode menggunakan sepasang bendera), morse (sandi/tanda baca), penggunaan tali temali, kompas, hingga obat-obatan dan kegiatan lapangan yang harus dikuasai sampai tingkat mahir.

“Inilah yang harus kita jadikan sebagai kesiapan Pramuka dalam membela bangsa dan negara, khususnya di Sumatera Utara. Untuk itu saya ucapkan selamat mengikuti kegiatan Raimuna Daerah Gerakan Pramuka Sumatera Utara yang ke-8,” jelas Gubernur.

Dari momentum ini, Gubernur juga mengamanatkan agar Pramuka menjadi kurikulum penting, agar pencapaian kemampuan diri hingga mahir bisa disiapkan. Mulai dari siaga, penggalang, penegak dan pandega, perlu diatur secara rutin hingga kegiatan evaluasi.

“Tahun 77 (1977) saya sudah jadi Pramuka. Doa saya untuk kalian semua, anggota Pramuka ini yang akan menggantikan para bupati/walikota, anggota DPR, pengusaha, termasuk yang paling penting, ada yang menggantikan saya (Gubernur). Semoga Tuhan memberikan kemudahan untuk kita semua dan Pramuka tetap jaya. Makanya saya ingin menyanyikan lagu hymne Pramuka,” sebut Edy Rahmayadi, yang kemudian mengajak semua hadirin menyanyi bersama.

Kesempatan itu, Edy juga menekankan kepada para generasi muda tingkat SLTA dan SMP itu, bahwa Pramuka menjadi tolok ukur dalam hal bela negara. Sebab gerakan ini dikenal pantang menyerah. Termasuk bagaimana mengembalikan tanah Pramuka di Sibolangit, agar dapat digunakan secara maksimal untuk tempat berlatih para pemuda pemudi bela negara.***WASGO