BALI || Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menekankan pentingnya transisi yang terkelola dengan baik untuk memitigasi risiko ekonomi dan sosial.
Hal ini dicapai dengan 3 konsideran yaitu kebijakan yang kuat dari otoritas dan dukungan politik pemerintah, kerangka transisi perubahan iklim yang jelas dan keberlangsungan modal untuk pembangunan proyek berkarateristik hijau.
“Negara ASEAN yang masing-masing memiliki perbedaan dalam kapasitas dan tantangannya harus memiliki asistensi teknis dalam transisi hijau. Bank sentral berperan bukan hanya untuk mempromosikan keuangan hijau tetapi juga pada tahap implementasinya, terutama pada transisi keuangan. BI berkomitmen bersama swasta dan pemerintah menuju Sustainable Development Growth (SDG), “kata Gubernur Perry Warjiyo dalam sambutannya di High Level Seminar Aligning Policies for Climate Transition yang diselenggarakan Bank Indonesia di Bali, Kamis (30/03/2023).
Di mana acara yang digelar secara live streaming tersebut, Perry Warjiyo juga mengatakan, implementasinya, BI telah menerapkan sejumlah kebijakan di antaranya insentif likuiditas bagi bank yang menjalankan proyek hijau, asistensi teknis keuangan hijau berbalut loka karya untuk pemerintah daerah, manajemen cadangan devisa yang meliputi portofolio sektor hijau dan sukuk.
“Negara ASEAN sendiri dinilai cukup rentan terhadap perubahan iklim, mempertimbangkan di antaranya tingginya risiko bencana alam, ketergantungan terhadap sektor yang sensitif terhadap iklim seperti pertanian dan SDA dan tingginya populasi dan ekonomi berbasis pesisir, “terang Perry Warjiyo mengakhiri sambutannya.***REL/WASGO