Gandeng 4 Bank Sentral ASEAN, BI Kembangkan Sistem Bayar Cepat Lintas Negara

Ragam54 Dilihat

JAKARTA || Bank Indonesia (BI) terus mengembangkan konektivitas pembayaran berbasis fast payment atau pembayaran instan lintas negara. Untuk mendukungnya, BI telah menggandeng empat bank sentral di kawasan ASEAN.

Bank sentral di keempat negara itu, yakni Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT). Selain itu, mereka juga mengajak Bank for International Settlements (BIS) dalam mengembangkan proyek tersebut.

Proyek bernama Proyek Nexus ini telah menyelesaikan blueprint atau cetak biru tahap 3 Proyek Nexus. Cetak biru ini memungkinkan para negara peserta untuk melakukan interkoneksi pembayaran instan domestik yang dimiliki peserta di kancah global dengan lancar.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan tujuan Nexus adalah mencapai pembayaran antarnegara yang dapat diimplementasikan berdasarkan kerangka kebijakan yang kuat, inklusif, dengan manajemen risiko yang efektif. Visi ini selaras dengan kepentingan publik yang lebih luas untuk memberikan solusi pembayaran antarnegara yang efisien dan terjangkau bagi individu dan pelaku usaha di seluruh dunia. Dengan begitu, mampu meningkatkan partisipasi ekonomi global.

“Dengan memprioritaskan prinsip tersebut, sistem pembayaran antarnegara akan semakin lancar dan aman sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, inklusi keuangan, dan pembangunan berkelanjutan,” kata Perry dalam keterangan tertulis, Senin (1/7/2024).

Lebih rinci, Perry menjelaskan Proyek Nexus merupakan inisiatif dari BIS Innovation Hub yang bertujuan untuk meningkatkan pembayaran antarnegara dengan menghubungkan berbagai sistem pembayaran instan domestik (instant payment systems/IPS) secara global.

BIS berperan sebagai penasihat Proyek Nexus sekaligus yang menyiapkan skema operasional dan membuka peluang bagi peserta baru dari seluruh dunia. Sementara, Bank Indonesia sebagai pengamat yang berperan mengawasi pengembangan proyek tersebut. Perry menyampaikan pihaknya akan terus terlibat dalam proyek ini.

“Nexus dirancang untuk menstandardisasi metode konektivitas agar IPS domestik dapat terhubung satu sama lain. Standardisasi Nexus memungkinkan operator suatu negara hanya perlu membuat satu koneksi ke Nexus, tanpa harus membuat koneksi khusus dengan setiap negara yang ingin dihubungkan. Dengan demikian, cukup dengan koneksi tunggal, IPS negara peserta dapat saling terhubung satu sama lain,” tambahnya.

Sementara itu, BIS General Manager Agustín Carstens berharap proyek ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses dalam implementasinya nanti. Dia bilang proyek ini merupakan pertama bagi BIS Innovation Hub dengan bank sentral dan operator PIS.

“Ketika diterapkan, proyek ini akan meningkatkan pembayaran antarnegara selaras dengan program pembayaran antarnegara G20, serta misi kami untuk mewujudkan kepentingan publik di bidang teknologi guna mendukung bank sentral dan meningkatkan fungsi sistem keuangan,” katanya.

Dia menyebut proyek ini berpotensi menghubungkan dengan 1,7 miliar orang di dunia. Mereka dapat melakukan pembayaran instan satu sama lain dengan mudah dan murah.

Selanjutnya, Proyek Nexus akan melangkah pada pengembangan Tahap 4 dengan fokus pada pembentukan entitas baru, yaitu Nexus Scheme Organization (NSO), yang akan bertanggung jawab mengelola skema Nexus, dan melanjutkan misi untuk mencapai pembayaran antarnegara secara instan.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *