SERIKAT Media Siber Indonesia – Provinsi Sumatera Utara (SMSI Sumut) wajib menata kembali tatanan organisasi media siber terbesar di dunia, khususnya lingkup Provinsi Sumatera Utara terlebih pasca berakhirnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Pilkada 2024 telah berakhir, menyisakan sengketa di berbagai daerah (Kabupaten/Kota) berujung gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Apapun itu, sosok kepala daerah baru telah terpilih. Mulai gubernur hingga bupati dan wali kota.
SMSI Sumut punya peran dalam pemberitaan di medianya masing-masing, dan harus tetap punya marwah di mata pemimpin daerah, termasuk di tengah-tengah mata publik.
Tak bisa dipungkiri, SMSI secara umum juga mendambakan sosok pemimpin yang mampu mengakomodir kepentingan perusahaan pers. SMSI bukan relawan, apalagi kader politik yang hanya ‘mendukung’ satu dua pasangan calon.
SMSI adalah organisasi perusahaan media siber (online) yang bertugas mengusung Pers Pancasila, sesuai visi misi luhur yang diembannya.
Dalam praktiknya, SMSI juga memiliki ‘pasukan’ yang bernama wartawan yang ditugaskan meliput kontestasi politik tadi (Pilkada), dan di satu sisi kepentingan bisnis media harus tetap berjalan.
Apa hasilnya? SMSI tetap kembali kepada jalur yang semestinya, organisasi perusahaan pers yang lebih punya andil dalam menyiarkan sosok mana yang pantas dan layak memimpin daerah.
Seluruh anggota SMSI yang tadinya berpolitik, harus kembali kepada rumah besarnya sebagai organisasi multi peran, bukan sebagai partai politik!
Marwah SMSI terletak di situ, bukan kader pendukung apalagi simpatisan pasangan calon. Kembali pulang ke rumah!
Sosok pemimpin daerah hasil Pilkada 2024 tadi adalah pilihan masyarakat, suka tidak suka, harus diterima. Terlebih SMSI punya peran khusus dalam membangun citra pemimpin daerah yang kini sudah terpilih dan menunggu pelantikan di panggung pemerintahan.
Bak filosofi Sapu Lidi, media siber anggota SMSI tidak bisa berdiri sendiri, namun jika dirangkai menjadi sebuah ikatan maka sulit untuk dipatahkan.
250 media siber yang tergabung dalam wadah SMSI Sumut sebagai bagian dari 3.000-an anggota di seluruh Indonesia, harus tetap eksis sebagai organisasi yang kokoh, punya visi dan program kerja penting ke depan.
Tujuh tahun kiprah SMSI saat ini tidak bisa dipandang sebelah mata, sebagai Konstituen Dewan Pers termuda, SMSI telah banyak melahirkan ide-ide pokok yang brilian, dengan pemikiran-pemikiran optimis bagi banyak pihak.
Saat ini, SMSI Sumut telah tumbuh dan berkembang di berbagai kabupaten kota, di antaranya; Kota Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Mandailing Natal, Batubara, Tapanuli Utara, Toba, Samosir, Tapanuli Selatan, Padang Sidimpuan, Labuhanbatu Raya (Labuhanbatu Induk, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara), Kepulauan Nias (Gunung Sitoli, Nias Barat, Nias Utara, Nias Selatan dan Nias Induk), Binjai, Langkat, Asahan, Dairi, Pakpak Bharat, Sedang Bedagai, Tanah Karo, Padanglawas Utara, Deliserdang, hingga Pengurus SMSI Kota Medan.
Sayap organisasi di daerah ini sudah cukup untuk membangun peran dan marwah SMSI lebih menonjol di mata publik, tentunya sebagai organisasi perusahaan pers yang aktif merangkul media siber yang baru tumbuh, berkembang hingga akhirnya menjadi media yang lebih profesional.
Tentunya peran SMSI di situ tak bisa dipungkiri, apalagi SMSI Sumut sukses menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) perdana yang terlaksana di Kabupaten Labuhanbatu, sebagai tuan rumah (SMSI Labuhanbatu Raya). Berkat support penuh SMSI Pusat yang menggandeng Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama).
Selain berperan penting dalam tumbuh kembang perusahaan pers yang aktif di tengah-tengah masyarakat pers, SMSI Sumut pun peduli dengan masyarakat secara umum.
Hal ini jelas terlihat dalam program kerja keagamaan sebagai simbol religius para anggotanya.
Program Ramadhan (Safari Ramadhan), Halal Bihalal, Berbagi Kasih Natal (Safari Natal) pun tak luput dari kinerja SMSI Sumut.
SMSI Sumut pun telah menjalin komunikasi intens dengan SMSI Bali dengan program pertukaran pengelolaan media siber, serta konsep-konsep pariwisata Bali-Sumut yang sangat baik.
Pelatihan Jurnalistik dan diskusi aktif dunia pers siber juga telah berjalan di sejumlah kabupaten di wilayah SMSI Sumut.
Sukses besar Ekspedisi Geopark Kaldera Toba pada momentum Hari Pers Nasional 2023 lalu, terus menjalar hingga di-launching-nya kembali (Launching kedua) Buku Ekspedisi Geopark Kaldera Toba di Medan, setelah sebelumnya di-launching-nya perdana di Jakarta oleh SMSI Pusat.
SMSI Sumut juga aktif mengikuti agenda umum SMSI Pusat di bawah komando Ketua Umum periode ke-2, Firdaus.
Pembentukan Forum Pemred SMSI Sumut yang sudah dalam tahap penggodokan pengurus, mengumpulkan segenap para Pemimpin Redaksi media siber lokal Sumut, menjadi organisasi yang punya taring.
SMSI tak boleh lupa, terus merangkul para pemilik perusahaan pers lokal agar terus berkembang dan terpacu maju dan sukses.
Visi Besar SMSI
SMSI dibangun atas buah pikir wartawan-wartawan senior di tubuh PWI Pusat. Dari sinilah visi misi besar itu terbangun.
Direncanakan atau tidak, tupoksi SMSI jauh lebih luas ketimbang organisasi pers personal.
SMSI tidak hanya wajib memikirkan profesionalisme kewartawanan, namun jauh dari itu, bisnis jasa informasi perusahaan pers siber juga harus menjadi pokok utama dari serangkaian visi misi itu.
Keluarga besar SMSI se-Indonesia dipastikan menghadapi tantangan yang lebih kurang serupa. Mengedepankan pengembangan bisnis jasa informasi media siber.
Di tengah gempuran media sosial yang belum ada aturan pasti, yang semakin menjamur di tanah air, mengharuskan SMSI terus melebarkan sayap konsep bisnisnya. Dengan memanfaatkan jejaring media sosial tentunya.
Belum banyak media siber yang secara total dan optimal menjadikan medsos sebagai perpanjangan tangan dalam penyebaran informasi, bahkan berita itu sendiri sebagai produk jurnalistik murni.
Percaya atau tidak, kala disinggung dalam kontestasi Pilkada 2024 yang baru saja usai, media siber benar-benar receh!
Marwah karya jurnalistik seolah murah harganya, dan para kontestan politik lebih menggemari media sosial ketimbang perusahaan pers yang profesional.
Independensi perusahaan pers (siber) benar-benar ‘diperjualbelikan’.
Sepatutnya, masyarakat pers sudah menyadari hal ini sedari awal. Narasi-narasi kartunis dan lucu-lucuan lebih disukai publik tertentu!
SMSI dari seluruh Indonesia harus menggaungkan kembali semangat Pers Pancasila yang punya nilai, berintegrasi dan kredibilitas tinggi sebagai salah satu Pilar Demokrasi.
SMSI jangan hanya menang kuantitas semata, namun juga punya kualitas tinggi dalam menerbitkan produk-produk jurnalistik tadi.
Buzzer seolah lebih menjual dari pada produk jurnalistik yang bertanggung jawab. Tapi memang itulah fakta dan maknanya.
Inilah zamannya, Marwah jurnalistik diuji dari segala sisi. Prospek masa depan pers siber di banyak daerah masih tertinggal dibanding perusahaan pers yang sekaliber nasional.
Perusahaan pers yang tumbuh dari sumbu kecil sulit bangkit dengan segala macam tetek bengek aturan.
Di sinilah peran besar SMSI, mengalirkan sumbu-sumbu kecil tadi ke objek pelita yang lebih besar, sehingga mampu bersatu menjadi ‘api unggun’ kualitas produk jurnalistik yang lebih marak, terang dan menyinari.
Oleh: Erris J Napitupulu (Ketua SMSI Sumut) dan M. Agus Utama (Kabid Pendidikan & Pelatihan SMSI Sumut)