“Pokoknya kita ingin seluruh pengurus PKB meneladani tokoh pejuang NU yang benar-benar mengabdi tidak pernah pamrih di dalam perjuangan ahlussunnah waljamaah, terutama perjuangan ahlussunnah waljamaah,” sambungnya.
Selain menyerahkan undangan, Cak Imin bersama Kiai Sukron membahas soal perseteruan yang terjadi antara PKB dan PBNU. Dia menyebutkan Kiai Sukron sepakat bahwa PBNU dan PKB tidak memiliki hubungan organisasi.
“Ya saya juga melaporkan PKB-NU. Saya tegaskan dan beliau setuju NU dan PKB tidak ada hubungan organisasi. Hubungannya hanya kultural, aspirasi, dan juga historis,” ungkap Cak Imin.
“Sehingga tidak boleh NU ikut-ikut campur tangan karena kita dilindungi konstitusi, PKB dilindungi undang-undang partai politik, Nahdlatul Ulama dilindungi oleh undang-undang ormas,” sambungnya.
Sementara Kiai Sukron menekankan agar PBNU dan PKB mengurusi urusan masing-masing. Dia menyebutkan PKB dan PBNU memiliki kepentingan berbeda.
“NU mengatur NU-nya PKB mengatur PKB-nya. Karena ini dua ruangan yang berbeda, ini ruangan urusan umat ini urusan politik. Jadi itu saran saya kepada Gus Muhaimin ini supaya islah,” jelas Kiai Sukron.
“Kalau PBNU menganggap PKB nyeleweng, keluar dari garis, tolong tunjukkan di mana nyelewengnya PKB, di mana, kami (PKB) akan kembali ke jalan yang lurus sesuai petunjuk NU, tapi tidak mencampuri, tidak mencampuri urusan PKB, memberi petunjuk kepada PKB,” sambungnya.
“Dan saya harapkan PKB taat kepada pengarahan PBNU, tanpa PBNU mencampuri urusan PKB, PKB tidak mencampuri urusan PBNU, PKB harus siap menerima petunjuk dari NU. Itu saya nasihatkan,” imbuhnya.***DTK