Begini Jurus Pemerintah Tekan Harga Telur & Ayam yang Melambung Tinggi

Ekonomi170 Dilihat

JAKARTA || Fluktuasi yang terjadi pada komoditas jagung pakan dinilai turut mempengaruhi harga telur dan daging ayam. Sebagai upaya membantu para peternak unggas, pemerintah berencana mengoptimalkan stok jagung pakan milik Perum Bulog untuk menekan dampak terhadap bahan pangan lainnya.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyebut bahwa saat ini Bulog memiliki stok jagung pakan sekitar 96 ribu ton. Ia menyebut, stok tersebut akan dilelang atas seizin Kementerian Koordinator Bidang Pangan usai rakor pangan di Mahan Agung, Bandar Lampung, Lampung pada Sabtu (28/12/2024).

“Jadi seizin Bapak Menko Pangan, jagung yang ada di Bulog hari ini ada sekitar 96 ribu ton, itu akan kita lelang segera,” kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/12/2024).

Arief menyebut, pelelangan diharapkan dapat membantu peternak mendapat jagung pakan dengan harga terbaik. Hal ini juga dianggap sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menekan impor jagung pakan.

“Sehingga kita secara bersama-sama harus maksimalkan jagung pakan hasil petani dalam negeri untuk menyokong peternak unggas kita,” jelasnya.

Diketahui, penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) terakhir dilakukan Perum Bulog pada 30 April 2024 lalu. Sementara masa simpan CJP paling singkat adalah 3 bulan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 23 Tahun 2022.

Pada 27 Desember, total stok jagung di Bulog ada 114 ribu ton yang terdiri dari CJP 96 ribu ton dan komersial 18 ribu ton. Sepanjang 2024, Bulog juga telah menyerap jagung hasil panen dalam negeri sebanyak 84 ribu ton. Sementara kondisi rerata harga jagung di tingkat peternak per 27 Desember berada di angka Rp 6.437 per Kg.

Dalam keterangan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), menilai perlu adanya intervensi pemerintah pada peternak unggas. Intervensi ini dimaksud untuk memastikan peternak memperoleh jagung pakan dengan harga wajar.

Ia menegaskan, pemerintah telah berkomitmen untuk tidak melakukan importasi, termasuk jagung pakan. Menurutnya, sikap ini menjadi salah bentuk keberpihakan pemerintah untuk menguatkan petani dalam negeri.

“Kami kemarin sudah memutuskan, tahun depan kita tidak impor beras lagi. Kita sudah putuskan juga tahun depan kita tidak akan impor lagi garam. Kita tidak impor juga jagung untuk pakan ternak. Kita juga tidak impor lagi gula untuk konsumsi. Semoga (tahun) 2027, kita Insya Allah akan swasembada pangan secara penuh,” tegasnya.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *