AS Ingin Tingkatkan Hubungan dengan Vietnam, China Bisa Marah!

Ragam379 Dilihat

WASHINGTON DC || Pemerintah Amerika Serikat (AS) berharap untuk meningkatkan hubungan diplomatik dengan mantan musuhnya, Vietnam, ke level yang lebih tinggi ketika Presiden Joe Biden berkunjung ke Hanoi dalam seminggu lagi. Langkah Washington itu berpotensi membuat China marah dan bisa berdampak bisnis yang tidak jelas.

Seperti dilansir Reuters, Senin (4/9/2023), Vietnam yang khawatir dengan kemungkinan reaksi keras dari China, awalnya menyatakan kehati-hatian soal peningkatan hubungan. Hal itu mendorong pemerintahan Biden untuk melipatgandakan upaya dalam membujuk Hanoi, termasuk melalui kunjungan para pejabat tinggi AS dalam beberapa bulan terakhir.

Dorongan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu telah membuat AS berharap untuk naik ke peringkat teratas dalam ranking diplomatik Vietnam, bersama dengan China dan Rusia.

Pada Juli lalu, Biden mengatakan secara terbuka bahwa para pejabat di kedua negara telah secara informal menyatakan optimisme soal peningkatan hubungan, meskipun belum ada pernyataan resmi yang dirilis oleh kedua pemerintahan.

Mungkin demi menenangkan Beijing, Vietnam sedang membahas kunjungan tingkat tinggi ke Hanoi setelah atau bahkan sesaat sebelum Biden datang berkunjung pada 10 September mendatang.

Para pejabat setempat bahkan mengatakan bahwa Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang bisa bertemu dengan para pemimpin Vietnam dalam beberapa hari atau beberapa pekan ke depan.

Risiko bahwa peningkatan hubungan dengan Washington mungkin tidak diterima dengan baik oleh Beijing masih tetap tinggi. Namun menurut peneliti senior pada Iseas-Yushok Ishak Intitute, Le Hong Hiep, menilai para pemimpin Vietnam mungkin telah memperhitungkan waktu terbaik untuk melakukan tindakan itu adalah sekarang, karena hubungan dengan Beijing ‘kemungkinan akan menjadi lebih buruk di masa depan’.

Namun masih belum jelas apa manfaat yang bisa diperoleh Vietnam, yang juga berselisih dengan China soal perbatasan di Laut China Selatan, dalam jangka pendek dari peningkatan hubungan semacam itu.

Peningkatan pasokan militer AS ke Hanoi telah dibahas sejak lama, namun menurut Hiep, belum ada kesepakatan segera karena perundingan semacam ini memakan waktu lama.

Sementara itu, Vietnam juga diketahui sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa negara lainnya untuk meningkatkan dan memperluas persenjataannya, yang sebagian besar buatan Rusia. Baru-baru ini, Hanoi terlibat dalam sejumlah pertemuan pertahanan tingkat tinggi dengan para pejabat tinggi Moskow.***DTK