Analisis Pakar soal Hubungan Jokowi-PDIP Usai Hangat dengan Puan di Bali

Politik876 Dilihat

JAKARTA || Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua DPR RI yang juga Ketua DPP PDIP Puan Maharani sempat bertemu di KTT World Water Forum (WWF) di Bali. Keduanya menujukkan keakraban dan saling semringah. Lantas bagaimana arah hubungan Jokowi dan PDIP?

Executive Director Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) Ahmad Khoirul Umam memberikan analisisnya terkait keakraban Jokowi-Puan dan hubungan dengan PDIP. Dia menyebut keakraban Jokowi dan Puan memang memunculkan spekulasi.

“Pertemuan Jokowi dan Puan Maharani pada gala dinner World Water Forum (WWF) di Bali beberapa waktu lalu memunculkan sejumlah spekulasi. Pertemuan yang mempertontonkan keramahan dan kekompakan Puan dan Jokowi itu menunjukkan kedewasaan politik keduanya. Terutama kedewasaan politik Puan sebagai garda terdepan komunikator politik partainya, kembali ditunjukkan di tengah pasang surut hubungan Jokowi dan PDIP belakangan ini,” kata Umam dalam keterangannya, Rabu (22/5/2024).

Umam menyebut hubungan Jokowi dan PDIP memang tengah tidak baik-baik saja, terlebih tidak diundangnya Jokowi di dalam acara rakernas PDIP. Menurutnya, polemik itu menunjukkan secara terang bahwa Jokowi sudah tidak satu gerbong dengan PDIP.

“Tanpa harus merilis surat pemecatan, tidak diundangnya Jokowi di Rakernas PDIP merupakan bentuk penegasan politik bahwa Jokowi sudah tidak dalam satu gerbong lagi bersama keluarga besar PDIP. Tidak diundangnya Jokowi dalam Rakernas PDIP yang diklaim acara internal, juga menegaskan bahwa Jokowi sudah tidak lagi dianggap sebagai bagian dari internal PDIP,” ucapnya.

Umam menyebut pertemuan Jokowi dan Puan memang terkesan seperti pertemuan formal kenegaraan. Keduanya diketahui sebagai pucuk pimpinan eksekutif dan legislatif. Meski begitu, dia menyebut peluang rekonsiliasi Jokowi dan PDIP tetap terbuka.

“Pertemuan yang menampakkan keramahan dan keguyuban antara Jokowi dan Puan itu bisa menjadi celah awal komunikasi kedua pihak untuk menemukan kembali jalan rekonsoliasi antara Jokowi dan PDIP. Hal itu sangat memungkinkan, mengingat Puan yang memiliki kemampuan diplomasi politik yang teruji dalam menghadapi kawan dan lawan politik PDIP selama ini, juga memiliki legitimasi politik yang kuat untuk merajut jalan kompromi dan negosiasi dengan Jokowi,” jelasnya.

Namun demikian, Umam menilai kemesraan Jokowi dan Puan tidak sejalan dengan sikap politik elite-elite PDIP belakangan ini. Misalnya, capres PDIP Ganjar Pranowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang masih terus mengkritisi Jokowi.

“Hal ini menegaskan, ada faksionalisme kepentingan yang cukup akut di internal PDIP, yang termanifestasi dalam perbedaan sikap mereka dalam menghadapi arah kekuasaan baru di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran ke depan,” tuturnya.

Dia pun menyebut, jika memang pada akhirnya Jokowi dan PDIP sudah cerai talak, maka keduanya tidak akan bisa rujuk kembali. “Jika cerai talak dari Jokowi kepada PDIP sudah tidak bisa diperbaiki dengan rujuk kembali, maka tinggal menanti kedewasaan politik kedua pihak, untuk saling menghormati dan tidak saling menyakiti. PDIP bisa fokus pada agenda perjuangannya untuk memperbaiki demokrasi. Jokowi juga bisa move on dengan mencari rumah politik baru jika memang merasa PDIP tidak bisa mengakomodir kepentingan pribadi dan agenda perjuangannya,” imbuhnya.

Jokowi dan Puan Mesra di KTT WWF Bali
Diketahui, momen Jokowi dan Puan itu terjadi saat welcoming dinner WWF di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), Bali, Minggu (19/5) malam. Puan merupakan salah satu tamu yang disambut langsung Jokowi dalam acara dinner tersebut.

Puan tiba di GWK mengenakan pakaian kebaya putih. Ia berjalan menuju Jokowi yang sudah menunggu di lokasi penyambutan. Jokowi dan Puan berjabat tangan lalu berbincang sejenak dan senyuman terpancar di wajah Jokowi maupun Puan. Keduanya lalu berdiri bersebelahan menghadap kamera. Jokowi lantas mempersilakan Puan ke venue welcoming dinner.

Jokowi dan Puan juga berjalan bersamaan di atas karpet merah bersama para delegasi WWF. Mereka lalu duduk di kursi masing-masing.***DTK