Prostitusi Termasyhur di Singapura Tutup! Banyak Kupu-kupu Malam Nganggur

Ragam1435 Dilihat

JAKARTA, informasiterpercaya.com || Tempat prostitusi illegal termasyhur di Singapura dipaksa untuk tutup atau pindah. Banyak pihak resah dan terkena dampaknya. Banyak pula kupu-kupu malam yang nganggur.

Pihak berwenang Singapura mulai meminta klub-klub malam di Orchard Towers atau ‘Four Floors of Whores’ untuk menutup usahanya atau pindah secara paksa hingga tenggat waktu yang telah ditentukan, yakni pada awal Agustus mendatang.

Orchard Towers adalah kawasan prostitusi ilegal paling terkenal di Singapura. Pada 2002 dan 2019 lalu, Orchard Towers sempat menjadi sorotan publik akibat kasus pembunuhan dan kekerasan.

Menurut Insider, Orchard Towers mulai berubah menjadi tempat penjualan barang antik, karpet, dan bingkai foto seiring dengan perpindahan klub malam hingga 31 Juli mendatang.

Direktur eksekutif Project X, Vanessa Ho, mengatakan bahwa penutupan klub-klub malam di Orchard Towers memiliki dampak besar kepada sejumlah profesi, seperti petugas keamanan, koki, musisi, hingga pekerja seks.

“Orchard Towers telah menjadi ruang hiburan dewasa sejak era 90-an. Ada berbagai jenis pekerja yang terlibat di klub malam, seperti pemilik bar, petugas keamanan, bartender, koki, musisi, artis, penari erotis, pekerja seks, tukang pijat erotis, dan pekerja seks jalanan,” tutur Ho.

Menurut Ho, para pekerja seks di Orchard Towers berasal dari banyak negara, termasuk Kenya, Kamboja, Argentina, Australia, dan Filipina.

“Saat ini, banyak pekerja migran yang memiliki utang kepada agen mereka,” ungkap Ho.

“Hilangnya pendapatan (dari Orchard Towers) membuat mereka gagal membayar utang sehingga berisiko terlilit utang dan jatuh ke garis kemiskinan,” lanjutnya.

Salah satu pemilik klub di Orchard Towers, Ong, berkata bahwa industri kehidupan malam telah menopang kehidupan banyak keluarga di Singapura. Penutupan klub-klub malam di Orchard Towers dinilai akan mengancam sumber pendapatan pemilik klub malam dan pekerja seks komersial (PSK) di Singapura.

“Standar hidup di Singapura sangat tinggi. Industri kehidupan malam di Singapura memungkinkan orang untuk mengambil pekerjaan sampingan,” ungkap pemilik klub Ipanema, Ong, dikutip dari Insider, Selasa (4/7/2023).

Tidak hanya Ong, pemilik klub malam Naughty Girl, Abe Isaac, mengaku turut merasa kesulitan dengan kebijakan pemerintah Singapura untuk menutup klub-klub hiburan malam di Orchard Towers. Saat ini, ia sedang sulit memilih opsi untuk mempertahankan bisnis prostitusinya.

Menurut laporan yang sama, Isaac harus menggelontorkan biaya sebesar SGD400 ribu hingga SGD500 ribu atau sekitar Rp4,44 miliar hingga Rp5,56 miliar (asumsi kurs Rp 11.121/SGD) untuk menyewa tempat lain demi mempertahankan Naughty Girl. Menurutnya, bank-bank di Singapura menolak ajuan peminjaman untuk klub malam.

“Saya telah melihat ke seluruh Singapura, tetapi tidak ada tempat yang cocok. Klub saya seluas empat ribu kaki persegi, dengan live band, panggung, dan semua talenta Singapura,” kata Isaac.

“Butuh waktu 40 tahun bagi Orchard Towers untuk menjadi pusat hiburan yang dikenal di seluruh dunia. Namun, semuat itu hilang hanya dalam beberapa bulan dan menghancurkan seluruh industri,” dirinya menambahkan.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *