Sebut Gibran Anak Ingusan, Panda Nababan Dinilai Minim Literasi

Politik2615 Dilihat

JAKARTA, informasiterpercaya.com || SEKJEN MPN Samawi Nizar Ahmad Saputra menanggapi pernyataan politisi PDIP Panda Nababan yang menilai Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan di kancah politik nasional.

Sebelumnya, Panda menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan, sehingga belum layak jika maju pada Pemilihan Presiden 2024.

“Panda Nababan darurat iiterasi, ahistoris, lupa sejarah. Bukankah kita semua mafhum bahwa Bung Karno, Hatta, Tan Malaka, Syahrir, dan lain-lain itu tokoh muda? Tokoh Boedi Oetomo kala itu anak anak muda yang tertuang dalam sejarah juga Sumpah Pemuda,” ujar Nizar lewat keterangan yang diterima, Rabu (28/6).

Ia juga menilai Panda gagal memahami tren global yakni banyak pemimpin dunia yang berusia relatif muda, seperti Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo, mantan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

“Jika alasannya Gibran masih perlu belajar, semua juga perlu belajar. Prabowo mengakui sedang belajar kepada Jokowi. Ganjar juga bilang Jokowi mentornya. Jokowi pun terus belajar dari para guru bangsa. Jadi belajar itu bukan soal usia,” tandas Nizar.

Selain itu, menurutnya, melihat postur kependudukan, Indonesia tengah menyongsong bonus demografi. “Percuma kita bicara bonus demografi tapi cara berpikir kita fasis terhadap anak muda. Mayoritas penduduk kita sekarang adalah generasi milenial dan generasi z, dan idealnya pemimpin adalah representasi kaumnya,” imbuhnya.

Selain itu, diksi anak ingusan itu tidak pas, tendensius dan konotasinya meremehkan. Padahal, jelasnya, anak muda yang Panda komentari ini, dengan tangan dan gaya dinginnya, sudah berbuat banyak. Solo dipimpin Gibran, angka kemiskinan turun jauh. Ekonomi meningkat tajam.

“Kunjungan wisatawan menggeliat. Sisi kehidupan keberagaman juga semakin inklusif, Solo di peringkat ke-4 sebagai Kota Toleran. Apa begini anak ingusan? Ada pepatah Arab yang bagus buat kita renungkan. “Laa tahtaqir man duunaka, falikulli syai’in maziyyah”. Jangan menghina atau meremehkan selainmu, karena setiap sesuatu itu memiliki kelebihan,” pungkasnya.***MIOL

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *