2024, BI Sumut Banyak Lakukan Gerakan Dalam Atasi Inflasi dan Deflasi

Ekonomi55 Dilihat

MEDAN || Sumber pertumbuhan investasi tahun 2023 yang selama ini cukup tinggi pernah sampai 6,2. Nah di 2024 agak melandai 4,3% hingga 4,8%.

“Kami tekankan, income dari ekspor itu cukup besar perannya dalam mendorong ekonomi di Sumatera Utara di tahun 2024. Terkait dengan konsumsi rumah tangga yang cukup stabil itu biasanya ada di pengolahan, lalu kondisi rumah tangganya tinggi industri pengolahannya,” kata Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sumatera Utara, IGP Wira Kusuma dalam kegiatan Bincang Bareng Media bersama puluhan wartawan, di lantai 6 gedung BI Sumut, Kamis (19/12/2024) pukul 13.00 WIB hingga selesai.

Ditunjang oleh dari sektor keuangannya, lanjut Wira Kusuma income itu biasanya kelihatan dari DPK nya. Seberapa banyak yang ada di perbankan. “Dibandingkan tahun 2023, lebih tinggi, itu artinya income dari masyarakat itu cukup kuat untuk melakukan konsumsi kredit,” ujarnya .

Kemudian disisi lain, lanjut Wira Kusuma, risiko kreditnya itu masih terjaga MPL nya, dan mencerminkan bagaimana yang terjadi dari PDRB, kemudian masuk ke beberapa indikator untuk tahun 2024.

“Kemudian dari sisi penjualan eceran, kemudian kinerja dunia usaha untuk beberapa indikator. Kemudian kalau kita lihat harga komoditas internasional, ini proyeksi nya kan tinggi. Ini juga bisa menunjang ekspor kita, yang menjadi perhatian adalah dari nilai tukar petani,” jelasnya.

kita lihat nilai tukar pertanian, untuk perkebunan cukup tinggi. Tapi kalau kita lihat komponen-komponennya untuk perkebunan naik. Tapi apa yang terjadi untuk nilai tukar petani hortikultura itu turun.

“Nah ini ada kaitannya dengan deflasi yang terjadi di hortikultural. Daya beli secara keseluruhan masyarakat Sumatera Utara itu masih kuat, karena dari ekspor salah satunya masih tinggi,” ucapya.

Menurut Wira Kusuma, ada masyarakat yang daya belinya juga agak menurun, di lihat dari nilai tukar petaninya yang turun. “Jadi, ini terkait dengan deflasi yang terjadi dalam beberapa periode yang terakhir ini,” tuturnya.

Masuk ke inflasi, sambung IGP Wira Kusuma, kalau di lihat di man to man dari bulan Januari itu 0,40 %.

“Kita tuh masih khawatir dengan inflasi yang tinggi, terutama di cabe merah, kemudian bawang. Meskipun kita bukan produsen, tapi pasokan dari Jawa itu seperti ketumbar masuk banyak ke sini. Itu juga menyebabkan deflasi,” paparnya.

Kalau kita bedah komponennya, kelompok makanan dan bukan makanan. kelompok makanan itu semakin tinggi, di 60% porsinya sekarang. Dan masih lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok bukan makanan.

“Itu terlihat dari grafiknya yang meningkat tinggi. Jadi kelompok makanan itu menjadi produsen untuk inflasi di Sumatera Utara. Itu karena di ujung Oktober dan November ini terlihat memang sumbangannya cukup besar, yang membuat deflasi,” imbuhnya.

Di tambahkan Wira, komponen-komponen inflasi ini seperti telur ayam ras, daging ayam, bawang merah, tomat dan cabe merah. Diawal-awal itu inflas tanda merah, tapi di bulan Juni, Juli dan Agustus tanda hijau.

“Biasanya memang di bulan Desember dan Januari itu inflasinya tinggi, nah hal ini sudah kita antisipasi. Demikian gambaran perekonomian Sumut di tahun 2024 ini,” bilangnya.

Nah apa sih yang BI Sumut lakukan selama ini untuk membantu pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumatera.

“Selama 2004 ini, BI telah membantu perekonomian di Sumatera Utara. pertama kita bicara pengendali inflasi, ini banyak sekali yang kita lakukan. Kita punya yang namanya gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. BI Sumut juga melakukan beberapa kegiatan yang menjamin kelancaran distribusi ketersediaan pasokan. Kemudian komunikasi yang efektif dan juga keterjangkauan harganya,” ucapnya.

“Jadi semuanya diserahkan ke setiap komponen di daerah, semua bergerak untuk menangani inflasi. Bagaimana menjaga kelancaran distribusinya, menjaga ketersediaan patokannya, kemudian keterjangkauan harga dan komunikasi yang efektif,” imbuhnya.

Berdasarkan MTP, bagaimana di tahun 2025, bagaimana meningkatkan intensitas tim pengendalian inflasi di daerah dataran panas, dalam menjaga keutuhan harga. Kemudian penguatan kelompok tani dan perluasan program Hulu – Hilir pertanian.

Untuk konten inflasi dan peningkatan kegiatan pertanian ini penting. Kenapa hal itu penting, kita berkaca tadi pada saat deflasi.

Ke depan untuk menjaga inflasi, kita akan berkolaborasi lagi untuk membuat road map 2005-2027. Mengoptimalkan gerakan pandangan bank serentak untuk Sumatera Utara

Menutup pemaparan nya, Wira Kusuma menyampaikan atas nama Bank Indonesia Sumut mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kontribusi Bapak Ibu wartawan sekalian.

“Saya sangat mengharapkan kerjasama yang sudah sangat baik di tahun 2024 ini berlanjut di tahun 2025. Masukkan-masukan yang sudah diterima, akan di akomodasi. Semoga kerjasama Bank Indonesia Sumatera Utara dengan rekan-rekan media semakin baik di 2025. Saya mohon diri, ini adalah BBM terakhir yang dapat saya hadiri, kebetulan saya dipindah tugaskan di kantor perwakilan Bank Indonesia London. Mohon doanya, agar saya bisa melaksanakan tugas dengan baik,” pungkasnya. (A-Red)