Simulasi 3 Pasangan Versi Ipsos: Ganjar-Mahfud 31.98%, Prabowo-Gibran 31.32%

Politik1669 Dilihat

JAKARTA || Lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs juga merilis hasil simulasi tiga pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024. Hasilnya, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md unggul dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.

Survei dilakukan pada 17-19 Oktober 2023 di 34 Provinsi di Indonesia, dengan responden survei sebanyak 1.207 berusia lebih dari 17 tahun. Survei dilakukan dengan metode telesurvey dan teknik pengambilan random sampling, margin of eror ±2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Dalam simulasi ini, Ipsos menampilkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Sementara Prabowo Subianto dalam simulasi kali ini dipasangkan dengan Gibran Rakabuming Raka.

Peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam, mengatakan dari hasil survei pasangan Ganjar-Mahfud mengungguli kandidat lainnya dengan 31,98%. Arif mengatakan Ganjar-Mahfud unggul tipis dari Prabowo-Gibran yang memperoleh hasil 31,32%.

“Kemenangan Ganjar dan Mahfud cukup tipis, yang artinya masih dalam sekala margint of eror,” kata Arif dalam paparannya, Sabtu (21/10/2023).

Berikut hasil simulasi 3 pasangan capres-cawapres versi Ipsos:

Ganjar Pranowo-Mahfud Md: 31,98%
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming: 31,32%
Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar: 28,91%
Tidak tahu: 7,79%

Diketahui jumlah suara Prabowo-Gibran lebih sedikit bila dibandingkan dengan simulasi saat Prabowo dipasangkan dengan Erick Thohir. Arif menilai suara berpindah ke pasangan Ganjar-Mahfud dan pilihan tidak tahu.

“Kita tidak menanyakan bergeser pilihan, tapi bisa jadi pindah ke Ganjar Pranowo atau faktor lain yang belum menentukan pilihan sehingga itu juga akan berpengaruh,” kata Arif.

Selain itu, Arif menilai berkurangnya suara Prabowo lantaran Gibran Rakabuming sebelumnya belum terlihat akan maju sebagai cawapres, sehingga kurang melakukan sosialisasi.

“Sejak awal Mas Gibran belum terlihat niat maju pilpres. Bukan soal naik atau tidak Mas Gibran pasca putusan MK, namun memiliki elektabilitas belum tinggi,” kata Arif.

“Faktor lainnya Mas Gibran belum punya banyak waktu sosialisasi ke masyarakat, berbeda dengan Pak Erick Thohir sehingga memiliki elektabilitas lebih tinggi dibanding Gibran,” sambungnya.***DTK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *