JAKARTA || Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia impor sejumlah produk dari Palestina meski tidak banyak. Sepanjang Januari-Oktober 2023, nilainya mencapai US$ 1,57 juta atau setara Rp 24,31 miliar (kurs Rp 15.487).
“Jadi kecil sekali ya,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers, Rabu (15/11/2023).
Nilai impor Indonesia dari Palestina itu tercatat sudah naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang 2020 nilainya sempat mencapai US$ 1,66 juta, namun kemudian turun di 2021 menjadi US$ 1,17 juta dan 2022 US$ 1,25 juta.
Lebih rinci dijelaskan, komoditas yang diimpor Indonesia dari Palestina sepanjang Januari-Oktober 2023 yakni buah-buahan (HS 08) senilai US$ 1,43 juta, serta lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) senilai US$ 100 ribu.
Kemudian, Indonesia juga tercatat impor dari Palestina terkait produk karya seni, barang kolektor dan barang antik (HS 97) senilai US$ 20 ribu, serta karpet dan tekstil penutup lantai lainnya (HS 57) senilai US$ 10 ribu.
Di sisi lain, Indonesia juga ekspor ke Palestina. Sepanjang Januari-Oktober 2023 nilainya mencapai US$ 2,37 juta atau Rp 36,70 miliar.
Ekspor itu terdiri dari berbagai makanan olahan (HS 21) senilai US$ 1,85 juta, olahan dari sayuran, buah, dan kacang (HS 20) senilai US$ 230 ribu, olahan dari tepung (HS 19) senilai US$ 130 ribu, bahan kimia organik (HS 29) senilai US$ 60 ribu, serta kayu dan barang dari kayu (HS 44) senilai US$ 40 ribu.
“Share ekspor (Indonesia) ke Palestina sebesar 0,0011% terhadap total ekspor Indonesia,” tutur Pudji.***DTK