JAKARTA || Hilirisasi bahan tambang sedang digenjot pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Beberapa komoditas tambang mentah strategis rencana bakal dilarang untuk diekspor dan diminta untuk diubah menjadi produk yang memiliki nilai tambah.
Namun, Jokowi mengatakan sampai saat ini ada banyak pihak yang meragukan langkah hilirisasi yang digenjot pemerintah. Menurutnya, banyak pihak yang menuding hilirisasi hasil tambang cuma memberi keuntungan buat perusahaan besar saja. Bahkan yang dimaksud dari tudingan itu adalah perusahaan asing.
Menurutnya, keterlibatan pihak swasta untuk hilirisasi tambang mentah bukan hal yang mesti dihindari. Justru, Indonesia tidak bisa melakukan hilirisasi sendirian.
“Ada yang sampaikan juga kepada saya ‘pak yang dapat untung cuma perusahaan besar dan asing’. Ingat ya, negara ini tidak bisa memproduksi, dalam artian ikut bergerak untuk urusi itu secara langsung. Meskipun ada BUMN, tapi swasta pun harus jadi aset kita,” sebut Jokowi dalam pidatonya di acara Muktamar Pemuda Muhamadiyah, Rabu (22/2/2023).
Sampai saat ini, perusahaan-perusahaan asing yang melakukan hilirisasi di Indonesia selalu memberikan kontribusi besar ke pendapatan pemerintah. Mulai dari pajak perusahaan, pajak karyawan, royalti hasil tambang, bea ekspor hingga pendapatan negara bukan pajak alias PNBP.
Dari situ lah negara mendapatkan penerimaan dan uangnya ditransfer kembali untuk berbagai urusan, mulai dari dana desa hingga bantuan sosial.
“Dari sini lah negara dapat penerimaan, dan ditransfer lagi ke daerah, ditransfer untuk dana desa, bansos, dapatnya dari situ, sehingga kalau ekosistem besar didapatkan, dan sudah bertelur mereka, telurnya kita minta dan kita ambil. Konsep besarnya begitu,” ujar Jokowi.
Sementara itu, Jokowi juga memaparkan dampak secara langsung yang akan didapatkan masyarakat dengan adanya hilirisasi tambang mentah. Menurutnya, di pabrik-pabrik yang dibuka pelaku usaha dan investor untuk hilirisasi dapat membuka lapangan kerja yang besar.
“Industri ini lah yang buka lapangan kerja besar sekali, setelah bauksit dan nikel setop, nanti tembaga setop, timah setop, mau tidak mau perusahaan besar dan negara besar mau investasi di sini,” tegas Jokowi.***DTK