SABANG, informasiterpercaya.com || Diperkirakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca kemarau panjang atau suhu permukaan air laut semakin meningkat Juni-Juli 2023 dan memasuki fase kering sampai Oktober 2023 bahkan akhir tahun. Sehingga ke depan ada potensi kekeringan melanda kawasan Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Deputi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sumut, Ibrahim mengatakan, mengantisifasi hal tersebut di atas, pihaknya sudah melakukan rapat tanggal 23 Mei lalu dengan Bidang Perekonomian Pemprov Sumut untuk mengantisipasi kedatangan EL Nino.
“Pertama kita harus fokus pada sektor pertanian. Kami minta disediakan pompa air. Artinya kita telah bersiap dan mengecek distribusi air. Karena air sangat perlu diwaspadai sebab bila kekeringan terjadi kita sudah siap,” terang Ibrahim dalam pelatihan wartawan ekonomi dan bisnis yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumut di Sabang, 23-25 Juni 2023.
Selain memikirkan ketersedian air, pihaknya juga mendorong agar pemerintah memberikan bantuan bibit kepada petani.
“Sebab petani yang akan sangat berdampak dan harus diperhatikan ketersedian pangan untuk masyarakat. Lalu, adanya asuransi untuk para petani ini. Diharapkan juga dinas setempat menggelorakan dampak El Nino sehingga ada mitigasi. Meskipun pada kemarau ini prediksi kami tidak akan separah pada 2015. Sebab di 2019 pemerintah telah menurunkan kebijakan pada TNI-Polri untuk ikut memantau kemarau yang bisa menyebabkan juga kebakaran hutan dan lahan,” jelas Ibrahim.
Disisi lain dikatakan Ibrahim, saat ini perekonomian Sumatera Utara, diketahui pada Triwulan l-2023 masih tumbuh cukup baik sebesar 4,87% (yoy), meskipun lambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,26% (yoy).
Adapun perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumut seiring dengan tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut yakni CPO. Juga dampak dari fenomena cuaca ekstrem pada triwulan I 2023 terhadap penurunan produksi komoditas pertanian seperti kelapa sawit.
“Dari sisi pengeluaran. Aktivitas ekspor-impor mengalami pelemahan di tengah akselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi PMTB dari triwulan sebelumnya. Penurunan produksi sejumlah komoditas utama Sumut sebagai dampak dari cuaca ekstrem pada triwulan-I 2023. Serta adanya tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut seperti kelapa sawit menahan aktivitas perdagangan internasional,” ungkapnya.
Meski begitu, Ibrahim menegaskan di satu sisi, konsumsi dan investasi tetap kuat. Sementara itu perkembangan inflasi global yang saat ini proses disinflasi global berjalan lancar. Kemudian, persistensi inflasi dari sisi permintaan masih tinggi dan perbaikan ekonomi global di tengah keketatan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat dan Eropa. Mengakibatkan prospek penurunan inflasi global berjalan lambat.***WASGO