MEDAN || PAGELARAN Karya Kreatif Sumatera Utara (KKSU) 2024 menampilkan produk-produk unggulan dari berbagai pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Propinsi Sumatra Utara, mendapat apresiasi dari salah seorang tokoh masyarakat Sumatera Utara. Katanya, kegiatan ini merupakan jalan untuk memperkenalkan hasil karya unggulan para UMKM ke tingkat nasional maupun internasional.
“Saya pribadi sangat mengapresiasi kegiatan KKSU yang diprakarsai Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Propinsi Sumatera Utara. Apalagi, para pesertanya sebagian besar pelaku UMKM binaan BI. Ini menunjukkan bahwa kepedulian terhadap UMKM sangat besar dalam menciptakan peluang bisnis terutama produk-produk lokal bertujuan agar kita lebih cinta dengan karya-karya lokal daripada karya luar negeri,” ujar Parlindungan Purba Anggota Dewan Perwakiln Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) priode 2009-2014 dan 2014-2019 ketika dimintai komentarnya, Rabu (03/07/2024) di lokasi KKSU 2024 di Istana Maimon Jalan Brigjen Katamso Medan.
Dia juga mengharapkan, kegiatan seperti ini agar menjadi program tahunan baik pemerintah maupun Bank Indonesia. Artinya, para pelaku UMKM dapat berpacu lebih giat lagi menciptakan produk-produk unggulannya dari hasil pertanian (makanan/minuman). Atau, lanjut Parlindungan Purba, bagi pelaku UMKM khusus busana supaya meningkatkan kualitasnya sehingga para konsumen tertarik lagi,” pintanya.
“Meskipun harganya agak mahal namun kualitasnya oke, saya rasa tidak persoalan bagi konsumen. Ini sudah mahal harganya kualitas barangnya di bawah standart, berarti mencoreng muka sendiri,” katanya.
Diceritakannya, ada teman akrabnya di negara Jepang memiliki supermarket dan menginginkan produk Indonesia, akan tetapi persyaratannya cukup tinggi tapi jika ada dilakukan kerjasama kemungkinan produk Indonesia bisa dipasarkan. “Hal-hal seperti ini pemerintah harus tanggap agar produk-produk kita berkembang di manca negara,” ujarnya.
Menurutnya, UMKM sangat besar pengaruhnya dalam menghidupkan perekonomian Indonesia. Contohnya, ketika masa covid peran UMKM sangat tinggi, meskipun sektor lain agak meredum dan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). “Akan tetapi UMKM tetap berkibar pada masa covid. Artinya, salah satu pondasi perekonomian Indonesia yaitu UMKM,” ungkapnya.
Ditambahkan, di Indonesia ada 200 juta pangsa pasar. Maksudnya, kebutuhan rakyat Indonesia sehari-harinya adalah produk UMKM. “Nah, bagaimana rakyat Indonesia makin cinta dengan produk lokal ketimbang produk luar negeri. Maka, para UMKM lebih meningkatkan kualitas dan kuantitasnya itu baru solusinya,” sebutnya. Sembari mengatakan, bagi UMKM yang sudah lebih mapan diharapkan membantu UMKM yang baru tumbuh supaya lebih meningkat.
“Saling bantu membantu salah satu untuk mengembankan UMKM lebih banyak lagi di tengah-tengah pangsa pasar yang tradisonal maupun modern,” katanya.***WASGO